iThenticate

Document Viewer
Similarity Index
19%

Pengaruh Pendidikan dan Pekerjaan Terha...

By: Ermawati Ermawati

As of: Nov 2, 2021 8:43:19 PM
9,683 words - 117 matches - 82 sources

sources:

paper text:

Pengaruh Pendidikan dan Pekerjaan Terhadap Kemiskinan Rumah Tangga dengan Lingkungan Sebagai Variabel Moderating di Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong Indrawati Indrawati1*,Ermawati Ermawati2, Rabaniyah Istiqamah3 1 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Palu 2 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Palu, 3 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Palu ABSTRAK INFORMASI ARTIKEL Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel pendidikan, pekerjaan berpengaruh terhadap kemiskinan rumah tangga dan apakah variabel kesehatan lingkungan merupakan variabel modereting. Penelitian ini menggunakan penelitian Kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rumah tangga miskin. Sampel dari penelitian ini berjumlah 95 responden. Teknik pengambilan sampel purposive sampling.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan analisis residual. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan menggunakan SPSS Statistics 21.0 menunjukkan bahwa secara parsial variabel pendidikan berpengaruh positif (+) dan signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga dengan besaran pengaruhnya 32,1%, sedangkan variabel pekerjaan berpengaruh negatif (-) dan tidak signifikan dengan besaran pengarunhnya 12,8%, dan secara simultan variabel pekerjaan dan pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan rumah tangga dengan besar pengaruhnya 7,7%. Sedangkan variabel lingkungan bukan sebagai variabel moderating karena pada uji residual tahap pertama (X1) dan tahap kedua (X2) menunjukkan hasil yang positif pada nilai coefficients beta dan nilai sig > 0,05. Katakunci: Pendidikan, Pekerjaan, Kemiskinan Rumah Tangga, Lingkungan 1. PENDAHULUAN keadaan
kemiskinan, namun isu kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah tetap menjadi isu yang sangat penting
.2 sosial yang bersifat global yang dihadapi Menurut Anggraeni dalam Ali setiap bangsa, tidak ada satupun negara di Khomas dkk, kemiskinan merupakan dunia ini yang bebas dari kemiskinan. masalah yang kompleks dipengaruhi oleh Kemiskinan merupakan problem
berbagai faktor yang saling berkaitan, antara kemanusiaan yang menghambat lain :tingkat pendapatan, kesehatan
, kesejahteraan dan peradaban. Kemiskinan pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, pada hakikatnya menunjuk pada situasi lokasi geografis, genderdan kondisi kesengsaraan dan ketidak berdayaan yang lingkungan.3 Mengacu pada Badan Pusat dialami seseorang, baik akibat Statistik secara umum kemiskinan ketidakmampuannya sendiri memenuhi didefinisikan sebagai kondisi dimana kebutuhan hidup, maupun akibat seseorang atau sekelompok orang tidak ketidakmampuan negara atau masyarakat mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk dalam memberikan perlindungan sosial mempertahankan dan mengembangkan kepada warganya.1 kehidupan yang bermartabat4. Definisi yang Kemiskinan adalah sebuah keadaan sangat luas ini menunjukkan bahwa yang bersifat multidimensi yang sulit kemiskinan merupakan masalah didefinisikan dalam definisi yang bersifat multidimensi, sehingga tidak mudah untuk tunggal. Banyak pakar dari beragam disiplin mengukur kemiskinan dan perlu kesepakatan ilmu telah mencoba mendefinisikan keadaan pendekatan pengukuran yang dipakai.5
kemiskinan ini.Namun belum ada yang Dalam menjelaskan keadaan menyepakati definisi kemiskinan ini dalam
kemiskinan, Al-Quran menyebut dengan satu definisi yang disepakati bersama. menggunakan kata faqir danmiskin, terkait Perspektif yang digunakan pun beragam, dengan definisi fakir dan miskindalam
mulai dari perspektif ekonomi, sosiologi, hingga perspektif moralitas. Terlepas dari 2Irfan Syauqi Beik dan
Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta: Raja pro kontrak dan perdebatan mengenai Grafindo Persada, 2016), 68. 3Ali Khomas
dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, ( Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
), 8. 4 Nurdin, N., Novia, N., Rahman, A., & Suhada, R. (2019). Potensi Industri Produk Makanan 1Edi Suharto, Kemiskinan & Perlindungan Halal Di Kota Palu. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Sosial di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Islam, 1(1), 1-12. Sosial Universitas Bidang Kesehatan.( Bandung : Alfabeta, 2009), 16. 5Badan Pusat Statistik 2015. bukuFiqhIslam, defenisi
orang miskin adalah orang yang penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sedangkan fakir adalah mereka yang penghasilannya tak cukup untuk memenuhi separuh dari kebutuhan pokok mereka
.6
Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan jumlah penduduk miskin
melalui tujuannya yaitu
meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yangpada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia . Maka dengan adanya sasaran pembangunan nasional
, pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya baik itu pemerintah pusat maupun daerah, untuk menurunkanangka kemiskinan melalui berbagai program dan kegiatan anti kemiskinan. Program dan kegiatan pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan Pemerintah pada saat ini diantaranya adalah: (1) Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu program perlindungan sosial melalui pemberian uang non tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki ibu hamil/nifas/menyusui, dan/atau memiliki anak balita, atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, 6Alim
Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia,( Kencana Perdana Media Group : 2006
), 93. dan/atau memiliki anak usia SD, dan/atau SMP, dan/atau anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar; (2) Program Raskin (yang sekarang menjadi Rastra/Beras Sejahtera) adalah program subsidi pangan (beras) bagi masyarakat berpendapatan rendah; dan (3) Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk dan telah dibina melalui Program Kesejahteraan Sosial untuk melaksanakan usaha dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial dan
Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan secara gratis
.7
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di IndonesiaSeptember 2018 mengalami penurunan
dari jumlah 25,95 juta orang menjadi 25,67 juta orang.8 Meskipun terjadi penurunan penduduk miskin akan tetapi faktanya masih menunjukkan tingginya jumlah penduduk miskin maupun persentase kemiskinan Indonesia.Hal ini menunjukkan 7Hermanto,
Pengentasan Kemiskinan Di Pedesaan : Pengembangan SDM, Penguatan Usaha, Dan Inovasi Pertanian , Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No.2
, Desember 2017, 140. https://www.researchgate.net>publication. (Diakses 28 Desember 2018). 8Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2018. bahwa penanganan yang dilaksanakan dirinya, masyarakat, bangsa dan pemerintah untuk masyarakat miskin belum negara.”9 mampu untuk menjangkaunya sehingga Pendidikan dan kemiskinan penanggulangan kemiskinan harus dilakukan merupakan suatu lingkaran yang salin secara menyeluruh, yang berarti menyangkut mempengaruhi.Disatu pihak, perubahan seluruh aspek penyebab kemiskinan. jenjang pendidikan mempengaruhi sekali Salah satu aspek penyebab perkembangan tingkat kemiskinan. kemiskinan yang perlu diperhatikan adalah Sebaliknya dipihak lain, tingkat kemiskinan aspek mikro kemiskinan, yang melihat itu sendiri berpengaruh pula terhadap kemiskinan dari sudut individu atau perkembangan pendidikan.10Hal ini keluarga.Kerangka kerja mengenai perilaku dibuktikan dengan hasil sejumlah penelitian ekonomi rumah tangga miskinjarang sekali yang menunjukkan hasil beragam, seperti dipertimbangkan dalam perumusan berbagai penelitian yang dilakukan oleh Yufi Halimah kebijakan pengentasan kemiskinan, karena Sa’Diyah menyatakan bahwa variabel selama ini kemiskinan sering kali pendidikan memiliki pengaruh signifikan diterjemahkan dengan seberapa dalam positif terhadap kemiskinan rumah tangga.11 kemiskinan itu terjadi dalam suatu Faktor lain adalah Pekerjaan, komunitas/negara/secara makro. Pekerjaan dalam arti luas didefinisikan Banyak faktor yang menyebabkan sebagai aktifitas utama yang dilakukan oleh kemiskinan secara mikro yang dilihat dari manusia, sedangkan definisi pekerjaan dalam keluarga/rumah tangga.Pendidikan dianggap arti sempit pekerjaan digunakan untuk suatu sebagai salah satu faktor penyebab tugas / kerja yang kemiskinan rumah tangga. menghasilkan uang bagi seseorang.
12 Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah
: 9Republik Indonesia, “Undang-Undang No. ”usaha sadar dan terencana untuk 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mewujudkan suasana belajar dan Bab 1 Pasal 1. proses pembelajaran agar peserta 10Hendra Esmara, Perencanaan dan didik secara aktif mengembangkan Pembangunan di Indonesia, (Jakrta : PT. Gramedia, potensi dirinya untuk memiliki 1986). 377 kekuatan spiritual keagamaan, 11Yufi Halaimah Sa’diyah dan Fitrie Arianti, pengendalian diri, kepribadian, Analisis Kemiskinan Rumah Tangga Melalui Faktor- kecerdasan, ahlak mulia, serta Faktor Yang Mempengaruhnya Di Kecamatan Tugu keterampilan yang diperlukan Kota Serang, Jurnal Ekonomi,
Vol. 1 No. 1 Tahun 2012, https://media.neliti.com>publications
. (Diakses 28 Desember 2018). 12Lia Kurniawati dkk,
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan dengan Usia Perkawinan Pertama Wanita Di Kelurahan
Pekerjaan juga merupakan faktor Dari uraian latar belakang tersebut, yang dapat menyebabkan kemiskinan rumah maka dari itu peneliti tertarik melakukan tangga. Jenis pekerjaan utama dalam rumah penelitian mengenai“Pengaruh Pendidikan tangga merupakan faktor penentu besarnya dan Pekerjaan Terhadap Kemiskinan Rumah pendapatan (dan pengeluaran) yang diterima Tangga dengan Lingkungan Sebagai oleh rumah tanga.Hal ini dikarenakan tiap Variabel Moderating di Kecamatan Bolano jenis pekerjaan memiliki tingkat upah yang Kabupaten Parigi Moutong” berbeda-beda.penelitian yang dilakukan oleh Nike Roso Wulandarimenyatakan bahwa 2. TINJAUAN PUSTAKA variabel pekerjaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga.13 Selain itu masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan rumah tangga. Permasalahan kemiskinan di Sulawesi Tengah juga masih menjadi perhatian penting. Sulawesi Tengah pada September tahun 2018 masuk dalam 10 provinsi dan di posisi ke-9 yang angka kemiskinannya masih di atas 10 % yaitu 13,69 %. Menurut Badan Pusat Statistik Sulwesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tengah berada di posisi ke-2 yang masih tinggi angka kemiskinannya di pulau Sulawesi dari tahun 2017 dan 2018.14 Kotalama, Kec.Kedungkadang
Kota Malang.Jurnal Preventia, Vol. 2 No. 1 , 2017.4. http://journal.um.ac.id
. (Di Akses desember 2018) 13Nike Roso Wulandari,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga Di Kota Kendarai Tahun 2014, Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan, Vol. 1 No. 1
Tahun 2016. https://edia.neliti.com>publication. (Diakses 28 Desember 2018). 14Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah, 2017. 2.1 Konsep Dasar
Kemiskinan Kemiskinan saat ini adalah sebuah keadaan yang bersifat multidimensi yang sulit didefinisikan dalam definisi yang bersifat tunggal. Banyak pakar dari beragam disiplin ilmu telah mencoba mendefinisikan keadaan kemiskinan ini namun belum ada yang menyepakati definisi kemiskinan ini dalam satu definisi yang disepakati bersama. Perspektif yang digunakan pun beragam, mulai dari perspektif ekonomi, sosiologi, hingga perspektif moralitas. Terlepas dari pro kontrak dan perdebatan mengenai keadaan kemiskinan, namun isu kemiskinan tetap menjadi isu yang sangat penting karena diantara tujuan utama pembangunan ekonomi adalah bagaimana mengentaskan kemiskinan dan meminimalisir kesenjangan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin
.15 15Irfan dan Laily,Ekonomi.68 Menurut Shirazi dan Pramanik rendahnya perlakuan hukum, kerentanan dalam Irfan dan Laily, kemiskinan di terhadap tindak kejahatan (kriminal), resiko definisikan sebagai suatu situasi yang mendapatkan perlakuan negatif secara dihadapi oleh seorang individu dimana politik, dan terutama ketidakberdayaan
mereka tidak memiliki kecukupan sumber dalam meningkatkan kualitas daya untuk memenuhi kebutuhan hidup kesejahteraannya sendiri.18 yang nyaman, baik ditinjau dari sisi
Dalam pandangan Islam, ketika ekonomi, sosial, psikologis, maupun berbicara mengenai kemiskinan, maka yang ketidakmampuan seseorang dalam ditekankan adalah upayaperhatian, memenuhi kebutuhan hidupnya.16 pembelaan dan perlindungan terhadap Sedangkan menurut Ali Khomas dkk kelompok miskin yang dilakukan oleh Kemiskinan adalah : mereka yang terkategorikansebagai
Apabila pendapatan suatu komunitas berada dibawah garis tertentu . kelompok mampu.19 Kemiskinan juga berarti kekurangan Dalam menjelaskan keadaan kebutuhan sosial , termaksud keterkucilan sosial, ketergantungan
kemiskinan ini, Al-Quran biasa dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan menggunakan kata faqir dan miskin, terkait masyarakat yang layak.17 dengan definisi fakir miskin, maka ada Dimensi kemiskinan yang perbedaan pendapat di antara mazhab Syafii dikemukakan oleh Chambers dalam Elvira dan Hambali dengan mazhab Hanafi dan memberikan penjelasan mengenai bentuk Maliki. Menurut mazhab Syafii dan Hambali persoalan dalam kemiskinan dan faktor- orang miskin adalah orang yang tidak faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan yang disebut kemiskinan. Keadaan keluarganya meskipun ia memiliki pekerjaan kemiskinan tersebut memperluas pandangan dan penghasilan. ilmu sosial terhadap kemiskinan yang tidak Adapun definisi fakir dan miskin hanya sekedar kondisi ketidakmampuan menurut mazhab Hanafi dan Maliki adalah pendapatan dalam memenuhi kebutuhan- kebalikan dari definisi mazhab Syafii dan kebutuhan pokok, akan tetapi juga kondisi Hambali. Meskin demikian, dari sisipraktik, ketidakberdayaan sebagai akibat rendahnya perbedaan ini tidak terlalu signifikan karena kualitas kesehatan dan pendidikan, baik fakir maupun miskin, kedua-duannya 16Ibid. 68 17Ali Khomas dkk, Indikator. 2 18Elvira, Paulus dan Een, Analisis faktor- faktor. 4 19Irfan dan Laily, Ekonomi. 71 adalah kelompok yang harus dibantu, baik dengan baik. Sehinggan, definisi kemiskinan melalui dana zakat, infak maupun pun dapat dikembangkan menjadi shadaqah.20 kemiskinan materiil dan kemiskinan Dalam buku-buku Fiqh Islam, spiritual. defenisi orang miskin adalah orang yang Kemiskinan materiil didasarkan pada penghasilannya tidak mencukupi untuk ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan pokok.Sedangkan kebutuhan materil sepenuhnya. Kebutuhan fakir adalah mereka yang penghasilannya tak materiil ini, seperti sandang, pangan dan cukup untuk memenuhi separuh dari papan, harus didefinisikan melalui proses kebutuhan pokok mereka.21 analisis dan survei yang tepat. Sedangkan Islam juga menegaskan bahwa kemiskinan spiritual didasarkan pada
kemiskinan tidak boleh terjadi karena faktor ketidakmampuan untuk memenuhi malas. Orang miskin yang malas berusaha
kebutuhan spiritual minimal, melalui sangat dikecam dalam ajaran Islam.Dari pelaksanaan ibadah yang diwajibkan pejelasan diatas, dapat di analisi bahwa isu maupun yang dianjurkan dalam Islam. fakir miskin ini tidak bisa terlepas dari Ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan konsep pemenuhan kebutuhan minimal. materiil dan spiritual ini berbeda
Dalam Islam, definisi kebutuhan pokok ini penyebabnya.22 bukan hanya terkait dengan aspek
a. Bentuk-Bentuk Kemiskinan
kebutuhan materiil semata, namun juga Berdasarkan kondisi kemiskinan terkait dengan kebutuhan spiritual dan
yang dipandang sebagai bentuk beribadah kepada Allah. permasalahan multidimensi, kemiskinan Dengan demikian dimensi kebutuhan memiliki 4 bentuk seperti berikut :23
pokok ini bersifat multidimensi, tidak hanya a) Kemiskinan Absolut materiil namun juga spiritual , dan tidak Kemiskinan Absolut adalahsuatu hanya bersifat duniawi , namun juga ukhrawi
. kondisi di mana pendapatan seseorang atau Dalam menyusun standar kebutuhan pokok, sekelompok orang berada di bawah garis dan dalam mendefinisikan kemiskinan, maka kemiskinan sehingga kurang mencukupi perhitungan dan standardisasi terhadap untuk memenuhi kebutuhan standar untuk kebutuhan minimal ibadah dan spiritual, harus dapat di kalkulasikan dan didefinisikan 22Irfan dan Laily, Ekonomi. 73-74 20Irfan dan Laily, Ekonomi. 72 21Alim, Zakat dan Infak.93 23Criswardan Suryawati, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, Vol. 8 No. 03 Tahun 2005, https://Jurnal.ugm.ac.id>article>view. (Di Akses 28 Desember 2018). pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup.Garis kemiskinan diartikan sebagai pengeluaran rata-rata atau konsumsi rata-rata untuk kebutuhan pokok berkaitan dengan pemenuhan standar kesejahteraan.Bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin. b) Kemiskinan Relatif Kemiskinan Relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi karena adanya pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan atau ketimpangan standar kesejahteraan.Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh program-program pembangunan seperti ini umumnya dikenal dengan istilah daerah tertinggal. c) Kemiskinan Kultural Kemiskinan Kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal dari budaya atau adat istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup dengan tata cara moderen. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas, pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung pada pihak lain. d) Kemiskinan Struktural Kemiskinan Struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanyapembebasan kemiskinan.Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki unsur diskriminatif. Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang paling banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial terutama di kalangan negara-negara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF, dan Bank Pembangunan Asia.Bentuk kemiskinan structural juga dianggap paling banyak menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah disebutkan sebelumnya. b. Jenis-Jenis Kemiskinan Setelah dikenal bentuk kemiskinan, dikenal pula dengan jenis kemiskinan berdasarkan sifatnya. Adapun jenis kemiskinan berdasarkan sifatnya adalah: 24 a) Kemiskinan Alamiah Kemiskinan
Alamiah adalah kemiskinan yang terbentuk sebagai akibat adanya kelangkaan sumber daya alam dan minimnya atau
ketiadaan pra sarana umum (jalan raya, listrik, dan air bersih), dan keadaan tanah yang kurang subur.Daerah- 24Elvira, Paulus dan Een, Analisis faktor- faktor. 5 daerah dengan karakteristik tersebut pada 2. Faktor sosial dimana kemiskinan terjadi umumny adalah daerah yang belum akibat diskriminasi sosial yang dilakukan. terjangkau oleh kebijakan pembangunan 3. Faktor kultural yaitu dimana seseorang sehingga menjadi daerah tertinggal. menjadi miskin karena perilaku b) Kemiskinan Buatan buruknya. Kemiskinan Buatan adalah 4. Faktor struktural yaitu dimana kemiskinan yang diakibatkan oleh sistem kemiskinan terjadi akibat ketidakadilan moderenisasi atau pembangunan yang sistem ekonomi. menyebabkan masyarakat tidak memiliki Sharp et. All dalam Mudrajat banyak kesempatan untuk menguasai sumber menjelaskan bahwa, penyebab kemiskinan daya, sarana, dan fasilitas ekonomi secara jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, merata.Kemiskinan seperti ini adalah antara lain:26 dampak negatif dari pelaksanaan konsep
1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena pembangunan (developmentalism) yang adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
umumnya dijalankan di negara-negara sumberdaya yang menimbulkan distribusi sedang berkembang. Sasaran untuk pendapatan yang timpang. mengejar target pertumbuhan ekonomi tinggi Pendudukmiskin hanya memiliki mengakibatkan tidak meratanya pembagian sumberdaya dalam jumlah yang terbatas hasil-hasil pembangunan dimana sektor dan kualitasnya rendah. industri misalnya lebih menikmati tingkat 2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan keuntungan dibandingkan mereka yang dalam kualitas sumberdaya manusia. bekerja di sektor pertanian.
Kualitas sumberdaya manusia yang c. Penyebab Kemiskinan rendah berarti produktivitasnya rendah , Adapun penyebab kemiskinan, yang pada gilirannya upahnya rendah
. menurut Suharto dalam Irfan dan Lailypaling Rendahnya kualitas sumberdaya ini tidak ada 4 penyebab terjadinya kemiskinan
karena rendahnya pendidikan, nasib yang yaitu:25 kurang beruntung, adanya deskriminasi
, 1. Faktor individual yaitu dimana seseorang atau karena keturunan. menjadi miskin karenan faktor 3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan pribadinya. akses dalammodal. 26Mudrajat Kuncoro, EkonomiPembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan, (Yogyakarta : AMP 25Irfan dan Laily, Ekonomi. 70 YKPN,2010). 107
Ketiga faktor penyebab kemiskinan yang dikemukakan oleh Sharp, et all bermuara pada teori lingkaran kemiskinan (Vicious Circle of Poverty). Nurkse mengatakan bahwa
“a poor country is poor because it is poor” (
negara miskin itu miskin karena dia memang miskin). Adanya keterbelakangan , ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan
. Dalam perspektif syariah, terjadi perbedaan pendapat yang menjadi penyebab kemiskinan
sesungguhnya merupakan sunnatullah fil hayah. Keberadaan kelompok masyarakat yang berbeda-beda penghasilan sesungguhnya tidak bisa dinafikan. Kerena islam tidak perna berbicara bagaimana upaya menghilangkan kemiskinan, akan tetapi berbicara bagaimana mereduksi dan meminimalisir kemiskinan ini agar kehidupan yang lebih sejahtera bisa diraih. Caranya adalah dengan mengembangkan sikap saling menolong, saling membantu, saling bersilaturahim, saling mengisi dan saling bersinergi
. 2.2 Kemiskinan Rumah Tangga Istilah rumah tangga dan keluarga sering dicampur adukkan dalam kehidupan sehari-hari.Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkankeluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keadaan
kemiskinan terkait dengan kemampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk makanan maupun non makanan.Seseorang/ rumah tangga dikatakan miskin bila kehidupannya dalam kondisi serba kekurangan, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.Batas kebutuhan dasar minimal dinyatakan melalui ukuran garis kemiskinan yang disetarakan dengan jumlah rupiah yang dibutuhkan
.27 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam Ali Khomas dkk, lebih melihat dari sisi kesejahteraan dibanding dengan dari sisi kemiskinan. Untuk menghitung tingkat kesejahteraan BKKBN melakukan program yang disebut sebagai pendataan keluarga. Pendataan keluarga dilakukan dengan tujuan 27Elvira, Paulus dan Een, Analisis faktor- faktor. 6 untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Data kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera dibagi menjadi lima tahap, yaitu :28 a. Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin), adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan keluarga sejahtera 1. b. Keluarga Sejahtera I (miskin), adalah Keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut: a) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. b) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. c) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik. d) Bila anak atau anggota keluarganya yang lain sakit dibawa ke sarana kesehatan. e) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi. f) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. c. Keluarga Sejahtera II, adalah Keluarga yang sudah dapat memeunuhi indikator tahapan keluarga sejahtera 1 dan indikator berikutnya : 29 28Ali Khomas dkk, Iindikator. 14-16 29Ibid. 14-16 a) Pada umumnya Anggota keluarga melaksanakan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. b) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging / ikan / telur. c) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun. d) Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah. e) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat melaksanakan tugas / fungsi masing- masing. f) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja memperoleh penghasilan. g) Seluruh
anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin
. h) Pasangan usia subur bdengan anak dua atau lebih menggunakan alat / obat kontrasepsi. d. Keluarga Sejahtera III, adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator tahapan keluarga 1 dan indikator keluarga sejahtera 11 dan indikator berikut : a) Keluarga beruapaya meningkatkan pengetahuan agama. b) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang. c) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi. d) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat f. Sumber air minum berasal dari di lingkungan tempat tinggal. sumur/mata air tidak terlindung/sungai / e) Keluarga memperoleh informasi dari air hujan. surat kabar / majalah / radio / tv. g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari e. Keluarga Sejahtera III Plus, adalah adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. keluarga yang memenuhi indikator tahapan h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam keluarga sejahtera 1 indikator sejahtera 11, satu kali dalam seminggu. indikator sejahtera 111 dan indikator berikut i. Hanya membeli satu stel pakaian dalam : setahun. a) Keluarga secara teratur dengan suka rela j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua memberikan sumbangan materiil untuk kali dalam sehari. kegiatan sosial. k. Tidak sanggup membayar biaya b) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai
pengobatan di puskesmas atau poliklinik pengurus perkumpulan sosial l. Sumber penghasilan kepala
rumah tangga / yayasan / institusi masyarakat. 30 adalah petani dengan luas lahan 500m2, Sedangkan Badan Pusat Statistik buruh tani, nelayan, buruh bangunan, (BPS) memberikan 14 kriteria yang buruh perkebunan, dan atau pekerja menjadikan sebagai indikator keluarga lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. miskin sebagai berikut : 600.000,00 per bulan. a. Luas lantai bangunan tempat tinggal m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga kurang dari 8 m² per orang. adalah tidak sekolah, tidak tamat SD dan
b. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari hanya SD. tanah / bamboo / kayu murah . n. Tidak
memiliki tabungan/barang yang c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari mudah dijual dengan minimal bamboo /rumbia/kayu berkualitas Rp.500.000, seperti: sepeda motor kredit / rendah/tembok tanpa diplester. non kredit, emas, ternak, kapal d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / motor, atau barang modal lainya.31 bersama-sama dengan rumah tangga lain. Berbeda dengan ekonomi Islam garis e. Sumber penerangan rumah tangga tidak kemiskinan itu bukan sebatas kebutuhan menggunakan listrik. pangan saja tapi juga termasuk kebutuhan sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. 30Ibid. 14-16 31Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2014 Menurut M. Arif Mufroni para ulama 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi mazhab atau kajian Fiqh Kontemporer Kemiskinan indikatorutama yang ditekankan adalah :32 a. Pendidikan a. Indikator ketidakmampuan materi Secara etimologi pendidikan berasal 1. Kemampauan materi nol atau dari bahasa yunani yaitu ilmu pendidikan kepemilikan asset nihil (punya/tidak (paedagogiek) dan pendidikan (paedagogie). punya apa-apa). Paedagogie asal katanya adalah pais yang 2. Memiliki sejumlah asset properti berupa artinya “anak” dan again, yang rumah, barang atau perabot dalam kondisi terjemahannya “membimbing”. Dengan yang sangat minim. demikian paedagogie berarti “membimbing 3. Memiliki aktiva keuangan kurang dari yang diberikan kepada anak”. Istilah nisab. paedagogiek lebih menitik beratkan pada 4. Memiliki asset selain keuangan namun teori pendidikan yaitu dengan nilai dibawah nisab. perenungan tentang pendidikan sedangkan b. Indikator ketidakmampuan dalam paedagogie menitik beratkan pada mencari nafkah masa praktek, yang menyangkut kegiatan 1. Tidak mempunyai usaha sama sekali. belajar mengajar.33 2. Mempunyai usaha tapu tidak mencukupi Menurut GBHN dalam Junaenah untuk diri dan keluarganya, yaitu pendidikan secara terminologi adalah usaha penghasilannya tidak memenuhi separuh sadar untuk mengembangkan kepribadian atau kurang dari kebutuhan. dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah 3. Sanggup bekerja dan mencari nafkah, dan dan berlangsung seumur hidup.34 dapat mencukupi dirinya sendiri seperti Sedangkan Menurut UU No. 20 tukang, pedagang, dan petani. Akan Tahun 2003 pendidikan adalah : tetapi, kekurangan alat pertukangan atau ”
usaha sadar dan terencana untuk modal untuk berdagang. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
4. Tidak mampu mencari nafkah sebagai didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki akibat dari adanya kekurangan non
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian , materi. kecerdasan , ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
32M.Arif Mufroni, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Kencana Perdana Media Group:2001). 183-185 33Junaenah Misbah,
Pendidikan Islam dalam Perspektif Teori dan Praktek. (Jakarta Selatan : AMP Press Al-Mawardi Prima
, 2016). 6-7 34Ibid. 10 dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”35
Adapun menurut Al- Ghazali seperti yang dikutip Abidin Ibn Rusn bahwa tujuan Dalam bahasa Arab pendidikan pendidikan itu adalah sebagai berikut
: sering diterjemahkan dengan kata 1. Mendekatkan diri kepada Allah yang “tarbiyah” dari akar kata rabaa denga kata wujudnya adalah kemampuan dan dengan kerjanya rabbaa. Kata rabbaa diterjemahkan kesadaran diri dengan melaksanakan mendidik. Dengan demikian istilah ibadah wajib dan sunnah. pendidikan berarti bimbingan atau penolong 2. Menggali dan mengembangkan potensi
yang diberikan dengan sengaja oleh orang atau fitrah manusia. dewasa kepada anak didik agar ia menjadi
3. Mewujudkan profesionalisasi manusia dewasa.36 untuk mengembangkan tugas keduniaan Menurut Ahmad Tafsir pendidikan dengan sebaik-baiknya. dalam Islam adalah 4. Membentuk manusia berakhlak mulia, “Bimbingan yang diberikan oleh suci jiwanya dari kerendahan budi dan seseorang kepada seseorang agar ia dari safat-sifat tercela. berkembang secara maksimal sesuai 5. Mengembangkan sifat-sifat manusia yang dengan ajaran Islam.”37 utama sehingga menjadi manusia yang Pada dasarnya, pendidikan dalam manusiawi.38 Islam berupaya mengembangkan seluruh Pendidikan dianggap sebagai salah potensi peserta didik seoptimal mungkin, satu faktor yang mampu mengatasi masalah baik yang menyangkut aspek jasmani kemiskinan. Baik Adolmon dan Morris, maupun rohaniah, akal dan akhlak. Dengan maupun Golbrath dalam Esmara optimalisasi seluruh potensi yang mengemukakan bahwa pendidikan dimilikinya, pendidikan Islam berupaya merupakan langkah paling strategis di dalam mengantarkan peserta didik kearah usaha-usaha mengatasi masalah-masalah
kedewasaan pribadi secara paripurna yaitu kemiskinan.39 yang beriman dan berilmu pengetahuan . Peningkatan jenjang pendidikan
telah 35Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 1 36Junaenah, Pendidikan
Islam. 8 37Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011
). 32 memungkinkan timbulnya perubahan pola pemikiran kearah yang lebih rasional. Proses perubahan pemikiran melalui jenjang 38Abidin Ibnu
Rush, Pemikiran Al-Ghazali tentang pendidikan Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), 60
. 39Esmara, Perencanaan. 350 pendidikan dapat dianggap merupakan digunakan untuk suatu tugas / kerja yang proses transisi dari pola kebudayaan lama ke menghasilkan uang bagi seseorang.42 pola kebudayaan baru.40 Menurut Yusuf Al- Qaradhawi Tingkat pendidikan memiliki dampak bekerja adalah yang kuat terhadap kemiskinan.Pada rumah “Segala usaha maksimal yang tangga, tingkatpendidikan tertinggi yang dilakukan manusia, baik llewat gerak anggota tubuh ataupun akal untuk dicapai oleh kepala rumah tangga merupakan menambah kekayaan, baik dilakukan secara perseorangan ataupun secara hal sangat vital.Hal ini dikarenakan kolektif baik untuk pribadi ataupun untuk orang lain (dengan menerima pendidikan merupakan salah satu faktor yang gaji)”.43 mempengaruhi pengahasilan dan kepala Islam memberkati pekerjaan dunia rumah tangga merupakan sumber ini dan menjadikannya bagian ibadah dan pengahasilan utama dalam rumah jihad jika sang pekerja bersikap konsisten tangga.Sehingga pendidikan yang telah terhadap peraturan Allah , suci niatnya, dan ditempuh oleh kepala rumah tangga menjadi tidak melupakan-Nya. Dengan bekerja faktor yang penting dalam menentukan
masyarakat bisa melaksanakan tugas kesejahteraan rumah tangga. kekhalifahannya, menjaga diri dari maksiat , Jadi pendidikan dan kemiskinan dan meraih tujuan yang lebih besar . merupakan suatu lingkaran yang
salin Demikian pula bekerja dengan individu bisa mempengaruhi.Disatu pihak, perubahan memenuhi kebutuhan hidupnya, mencukupi jenjang pendidikan mempengaruhi sekali kebutuhan keluargannya, dan berbuat baik perkembangan tingkat kemiskinan. terhadap tetangganya. Semua bentuk yang Sebaliknya dipihak lain, tingkat kemiskinan diberkati agama ini hanya bisa terlaksana itu sendiri berpengaruh pula terhadap
dengan memiliki harta dan mendapatkannya perkembangan pendidikan.41 dengan bekerja. Maka tidak aneh jika kita b. Pekerjaan menemukan nash-nash Islam yang mengajak
Pekerjaan dalam arti luas umatnya untuk bekerja dan menjadikannya didefinisikan sebagai aktifitas utama yang bagian dari ibadah dan jihad.44 dilakukan oleh manusia, sedangkan definisi Pekerjaan dan kemiskinan sangat pekerjaan dalam arti sempit pekerjaan berkaitan. Jenis pekerjaan utama dalam 42Lia Kurniawati dkk, Hubungan Antara, 4. 40Ibid. 364 43Yusuf Qaradhawi,
Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani, 1997
). 88-89 41Ibid. 377 44Ibid. 91 rumah tangga merupakan faktor yang dapat masing tempat memiliki persyaratan mempengaruhi kemiskinan rumah tangga kesehatan berbeda satu sama lain, mengigat dan penentu besarnya pendapatan (dan intensitas dan waktu interaksi tidak sama. pengeluaran) yang diterima oleh rumah Komponen lingkungan yang sehari-hari tangga. Pekerjaan utama kepala rumah berinteraksi dengan manusia adalah air, tangga sangat berpengaruh terhadap tingkat udara, dan makanan. Di tempat baik kemiskinan suatu rumah tangga, hal ini pemukiman, tempat kerja maupun hutan dikarenakan tiap jenis pekerjaan memiliki terdapat pula serangga maupun binatang tingkat upah yang berbeda-beda. Pada sektor yang memiliki potensi bahaya penyakit, pertanian tingkat upah minimum yang akan karena mampu menularkan maupun menjadi diterima oleh pekerjanya akan lebih rendah tempat perkembangbiakan mikroorganisme dibandingkan pada sektor lain (seperti : yang juga menularkan penyakit. Lingkungan industri) dan di Indonesia mayoritas kepala yang berpotensi menimbulkan gangguan rumah tangga miskin cenderung bekerja atau ancaman kesehatan inilah yang menjadi pada sektor pertanian baik dalam sub sektor concern para ahli kesehatan lingkungan pertanian tanaman pangan, perkebunan karena kesehatan lingkungan merupakan inti maupun perikanan.45 kesehatan masyarakat.47 c. Lingkungan Menurut Kusnoputranto dalam zafira Menurut Umar Fahmi Achmadi
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha Lingkungan adalah untuk mengawasi beberapa faktor
“kondisi atau benda hidup atau lingkungan fisik yang berpengaruh kepada benda mati di sekeliling subjek yang manusia, terutama terhadap hal-hal yang didiskusikan. Lingkungan manusia mempunyai efek merusak perkembangan adalah benda-benda, kondisi dan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup kehidupan di sekitar manusia.”46 manusia. Dalam kehidupan sehari-hari,
Ruang lingkup dari kesehatan masyarakat berinteraksi dengan lingkungan lingkungan meliputi, penyediaan air minum
, baik pemukiman tempat kerja maupun pengolahan air buangan dan pengendalian tempat umum dan transportasi. Masing- pencemaran air, pengelolaan sampah padat, pengendalian vektor penyakit, 45Elvira, Paulus, Een,Analisis Faktor-Faktor . 8 pencegahan/pengendalian pencemaran tanah, 46Umar Fahmi Achmadi, Kesehatan hygiene makanan, pengendalian pencemaran Masyarakat Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013). 29 47Ibid. 30-31 udara, pengendalian radiasi, kesehatan kerja, mempunyai dampak jauh lebih luas pada terutama pengendalian dari bahaya-bahaya peningkatan makna hidup dan kehidupan itu fisik, kimia dan biologis, pengendalian sendiri baik perorangan maupun masyarakat, kebisingan, perumahan dan pemukiman, baik aspek duniawi maupun ukhrawi.
terutama aspek kesehatan masyarakat dari Pemeliharaan kesehatan dengan perumahan penduduk, bangunan-bangunan
segala aspeknya adalah amal kebajikan dari umum dan institusi, perencanaan daerah dan setiap amal kebajikan yang didasari iman perkotaan, aspek kesehatan lingkungan dan dikategorikan amal saleh yang akan transportasi udara, laut dan darat, mendapat balasan berupa kehidupan yang
pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan lebih baik.49 pariwisata, tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar lingkungan 2.4 Hipotesis pada umumnya bebas dari resiko gangguan
Berdasarkan dari rumusan masalah kesehatan serta tindakan-tindakan sanitasi yang di uraikan dalam penelitian ini, maka yang berhubungan dengan keadaan epidemi, hipotesis yang dapat di angkat dalam bencana alam, perpindahan penduduk dan penelitian ini adalah sebagai berikut : keadaan darurat.48 H1: Diduga pendidikanberpengaruh positif Pada dasarnya, agama Islam dan signifikan terhadap kemiskinan mendorong umat manusia untuk menjaga rumah tangga di Kecamatan Bolano dan memelihara kesehatan karena status Kabupaten Parigi Moutong. derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, H2: Diduga pekerjaanberpengaruh positif yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan dan signifikan terhadap kemiskinan kesehatan dan keturunan. Dan faktor rumah tangga di Kecamatan Bolano kesehatan lingkungan memepunyai pengaruh Kabupaten Parigi Moutong. yang lebih besar terhadap derajat kesehatan. H3: Diduga dari variabel pendidikan dan Terpeliharanya kesehatan adalah satu pekerjaan ada yang paling
upaya yang paling penting bagi hidup dan berpengaruh terhadap kemiskinan kehidupan manusia. Hasil usaha
rumah tangga di Kecamatan Bolano
pemeliharaan kesehatan, tidak hanya terbatas Kabupaten Parigi Moutong. pada terjadinya keadaan sehat, akan tetapi
48Tengku Hera Zafirah,
Pelaksanaan Penyelenggaraan Sanitasi Dasar Di Pasar Tradisional Peringan Di Kota Medan
,7-8. https://m- id.123dok.com. (Di akses Desember 2018) 49Majelis Ulama Indonesi, Air Kebersihan, sanitasi Dan Kesehatan Lingkungan Menurt Agama Islma, ( Jakarta : Sekola Pasca Sarjana Universitas Nasional, 2015). 113 H4: Diduga pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga bila didorong oleh lingkungan, dan bila lingkungan rendah maka pengaruh positif tidak begitu kuat terhadap kemiskinan rumah tangga di Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif50 dengan pendekatan survey51. Kegiatan penelitian meliputi data, analisis, dan interpretasi tetang arti dari data yang diperoleh, instrument penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian ini juga dimaksud untuk mengetahui pengaruh H5: Diduga pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga bila didorong oleh lingkungan, dan bila lingkungan rendah maka pengaruh positif tidak begitu kuat terhadap kemiskinan rumah tanggadi Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong. pendidikan dan pekerjaan terhadap kemiskinan di Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rumah tangga miskin. Sampel dari penelitian ini berjumlah 95 responden. Teknik pengambilan sampel purposive sampling.Teknik analisis data yang Gambar 1. Model Penelitian digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan analisis residual. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrumen penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.52 Karena instrumen penelitinan akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan 50Miller, K. (2001). Quantitative Research Method in The New Hanbook of Organziational Communication: Advances in Theory, Research and Methods by frederick M. Jablin and Linda L. Putnam (Editors), London : Sage Publications. 51Boose, J. H. (1989). A survey of knowledge acquisition techniques and tools. Knowledge Acquisition, 1(1), 3-37. doi: https://doi.org/10.1016/S1042-8143(89)80003-2 52Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2015), h.136. menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Penelitian ini menggunakan skala likert. Data diolah dengan menggunakan aplikasi statistic SPSS. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrpsi Responden Deskripsi responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden sehingga dapat memberikan informasi tambahan serta memahami hasil- hasil penelitian. Penyajian data deskripsi penelitian bertujuan agar dapat dilihat dari data penelitian tersebut serta hubungan anatara variabel yang digunakan dalam penelitian dengan jumlah responden. a. Deskripsi kuesioner Penelitian ini dilakukan di kecamatan Bolano kabupaten Parigi Moutong. Data penelitian menggunakan instrumen kuesioner yang dibagikan kepada
seluruh rumah tangga miskin yang ada di kecamatan Bolano sebagai sampel penelitian
. Penyebaran kuesioner disebarkan oleh peneliti kepada sampel yang diteliti dengan perincian seperti dalam table 1 berikut. Tabel 1. Deskripsi Kuesioner b. Deskrpis responden berdasarkan
jenis kelamin Jenis kelamin merupakan perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam upaya menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan
. Adapun karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Karakteristik Respondent Berdasarkan
tabel 1.8, dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar yang menjadi responden adalah laki-laki
yang berjumlah 81 orang dengan persentase sebesar (84.21%), sedangkan sisanya merupakan responden perempuan berjumlah 14 orang dengan persentase (15.79%). c. Deskrpis responden berdasarkan tingkat usia Usia
yaitu untuk melihat kemampuan fisik dan kesehatan mental spiritual untuk melakukan kegiatan produksi
. Tingkat kemampuan kerja dari manusia sangat yang kategori usia tidak produktif yakni usia tergantung pada tinggkat umur. Usia yang 60-69 tahun berjumlah 5 orang dengan lebih mudah atau tua cenderung menuju persentase sebesar (5.26%) dan usian 70-79 pada kondisi yang belum atau sudah tidak tahun berjumlah 2 orang dengan persentase optimal untuk bekerja. Adapun karakteristik sebesar (2.11%).
responden berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : 4.2
Hasil Uji Instrumen Tabel 3. Respondent Menurut Usia a. Uji Validitas Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa yang menjadi responden adalah mereka yang mempunyai tingkat kematangan pengalaman dan wawasan yang cukup dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Di mana responden yang paling banyak ialah mereka yang masih dalam kategori usia produktif, yakni berusia 20-29 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase sebesar (11.57%), usian 30-39 tahun berjumlah 35 orang dengan persentase sebesar (36.84%), usia 40-49 tahun berjumlah 21 orang dengan persentase sebesar (21.11%), usia 50-59 tahun berjumlah 21 orang dengan persentase sebesar (21.11%), sedangkan responden Uji validitas yaitu mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Syarat minimum untuk memenuhi syarat adalah apabila r = 0,3 jadi apabila korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut tidak valid.53 Tabel 4. Hasil Uji Validitas 53Sugiyono,
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R an D, (Cet.XIII; Bandung : CV. Alfabeta, 2011
), 20. Dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rhitung pada kolom Corrected Item Total Correlation untuk masing-masing item memiliki rhitunglebih besar dan positif dari 0,3 yang artinya item pernyataan dalam variabel X adalah valid. Pernyataan dalam variabel Y dinyatakan valid dan pernyataan variabel Z dinyatakan valid. Sehingga pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian. b. Uji Realibilitas
Realibilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut valid. Instrumen yang valid tidak akan bersifat tandesius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliable, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Untuk menguji ketepatan atau kepercayaan tersebut yaitu dengan menguji ketepatan antara pertanyaan dengan skor jawaban responden yang dihasilkan. Selanjutnya dilakukan uji statistic yaitu dengan Alpha Cronbach
. Suatu variabel dianggap
reliabel jika nilai alpha diatas 0,6. Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 5 di atas
dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach ’s Alpha (α) lebih dari 0,60 (α > 0,60 ) , yang artinya bahwa semua variabel yaitu X1, X2, X3, X4 dan Y adalah reliabel
. Dengan demikian pengolahan data dapat Buruk dilanjutkan ke jenjang selanjutnya. Cukup baik c. Deskripsi Variabel Penelitian Baik Setelah data terkumpul, selanjutnya Sangat baik ialah melakukan tabulasi data untuk melihat tanggapan responden mengenai variabel penelitian yaitu pekerjaan dan pendidikan (variabel independen), kemiskinan rumah tangga (variabel dependen), dan lingkungan(variabel tergantung). Rumus yang digunakan menurut Sudjana, yaitu :54
P = Rentang Banyak kelas P Dimana : = panjang kelas interval Rentang = data tertinggi – data terendah Banyak kelas = 5 Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah : 5 – 1 P = -0,8 5 Maka interval dari kriteria penelitian rata-rata dapat diinterprestasikan sebagai berikut : Sangat buruk = 1,00 – 1,79
54Yogi Iskandar, Pengaruh Kesesuaian
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bentoel Distribusi Utama
Cabang Palu (Skripsi IAIN Palu), 54. = 1,80 – 2,59 = 2,60 – 3, 39 = 3,40 – 4,19 = 4,20 – 5,00 4.3 Hasil Analisis Data
Sebelum metode regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji apakah memenuhi asumsi kalsik atau tidak . Uji asumsi klasik
adalah
persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda . Asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah
koefisien regresi yang didapatkan telah benar dan dapat diterima
serta menghindari kemungkinan adanya pelanggaran asumsi klasik yang merupakan asumsi dasar dalam metode analisis regresi. Hasil
uji asumsi klasik disajikan sebagai berikut: a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji data yang penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak
.55 Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendakati normal. Adapun cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik merupakan cara untuk melihat normalitas residual yaitu dengan melihat garafik histogram yang 55Asep dan Baharudidin, Metode, 114. membandingkan data observasi dengan Sedangkan hasil dari grafik distribusi yang mendekati distribusi normal. Probability Plot (P-Plot) dari program SPSS Model lain yang digunakan dalam analisis for Windows Release 21.0 dalah sebagai
grafik adalah dengan melihat normal berikut: Probability Plot yang membandingkan
Gambar 3. Hasil Uji Asumsi Klasik
kumulatif dari distribusi normal. Jika Normalitas distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
. Dengan menggunakan SPSS for Windows versi 21 baru terlihat grafik distribusi normal sebagai berikut: Gambar 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas Gambar 2
menunjukkan bahwa data penelitian menunjukkan bentuk normal karena mengikuti bentuk distribusi normal
dimana pola distribusi yang normal tidak terjadi kemiringan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas
data. Gambar 3 menunjukkan
bahwa terlihat titik titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai
.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesalahan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
,
jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedasitas. Model regresi terbaik adalah yang tidak terjadi
heteroskedasitas.Untuk menguji asumsi ini dilakukan dengan melalui garfik scatterplot colom collinearty statistic. Untuk lebih antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: bebas (SRESID). Tabel 6. Hasil Uji
Asumsi Klasik Gambar 4. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Heteroskedastisitas Gambar 4 menunjukkan bahwa titik- titik atau poin-poin
menyebar di atas dan di bawah angka 0 dan sumbu Y. sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. 3. Uji Multikolinieritas Model
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas . Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka
terdapat problem multikolinieritas pada model regresi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas yang tinggi antara variabel independen dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel
coefficiebts tepatnya pada Pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai tolerance pada variabel pendidikan dan pekerjaan sama-sama bernilai 0,739 dan VIF bernilai 1,353. Nilai tolerance dari kedua variabel ini lebih
dari 0 ,10 dan nilai VIF dari keduanya kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas pada
kedua variabel bebas. b. Analisi Regresi
Berganda Analisis regresi bergandadigunakan bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
factor prediktornya. Selanjutnya dari hasil analisis regresi berganda ini akan diketahui ada tidaknya pengaruh secara parsial dan simultan variabel pekerjaan (X1), pendidikan (X2) terhadap Kemiskinan rumah tangga (Y). Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 21.0
for Windows diperoleh hasil analisis regresi berganda sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 7 di atas, kemudian dimasukkan ke dalam model persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 16,684 - 0,282X1 + 0,475X2 Hasil
persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut : a) Nilai koefisien
βo 16.684, jika kualitas pekerjaan (X1) dan pendidikan (X2)
tidak mengalami perubahan atau konstan, maka memungkinkan terjadi peningkatan kemiskinan sebesar 16.684. b) Nilai koefisien
β1 = 0,475 bernilai positif (+),
hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan pada pendidikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinan rumah tangga juga akan mengalami kenaikan sebesar
0,475%. c) Nilai koefisien β2 = -0,282 bernilai negatif (-),
hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan pada pekerjaan sebesar 1% maka tingkat kemiskinan rumah tangga akan mengalami penurunan sebesar
-0,282%. c. Analisis Residual Metode residual yaitu uji residual yang dilakukan dengan meregresikan metoderesidual yaitu uji residual yang dilakukan
dengan meregresikan variabel tergantung terhadap nilai mutlak residual dari regresi variabel bebas terhadap variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi. Hasil perhitungan Persamaan regresi
moderasi juga menunjukan bahwa variabel moderasi (lingkungan) memiliki arah positif terhadap variabel dependen (kemiskinan rumah tangga). Hasil perhitungan
di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta sebesar 0,661 menyatakan bahwa jika variabel
moderasi yaitu lingkungan tidak tetap atau bernilai positif maka kemiskinan rumah rangga yang dihasilkan akan bernilai 0,661 2. Keofisien regresi variabel sebesar 0,134 dan bertanda positif, sedangkan nilai signya 0,195> 0,05 sehingga dengan ini menyatakan tidak adanya hubungan variabel bebas pekerjaan (X1) dan variabel tergantung lingkungan (Z) Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan statistik uji T dari 2 variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi ditemukan bahwa: 1. Pendidikan (X1)diperoleh nila thitung secara signifikan terhadap variabel 2,754> ttabel 1,986 dan memilki nilai dependen. Berdasarkan hasil uji Anova signifikan (sig) 0,007 pada tabel (Analisis Of Varians), atau F tes diperoleh coefficients dengan nilai α (tingkat nilai Fhitung sebesar 3,856 > Ftabel 2.703 siginfikan) 0,05. Artinya 0,007< 0,05. dengan nilai Sig sebesar 0,025 lebih kecil Dengan nilai ini memberikan makna dibandingkan alpha (α) 0,05. Dengan bahwa secara parsial variabel Pendidikan demikian hasil ini memberikan makna (X2) memberikan pengaruh secara bahwa variabel pendidikan (X1) dan siginfikan terhadap Kemiskinan rumah Pekerjaan (X2) secara simultan berpengaruh tangga (Y). Adapun besaran pengaruhnya signifikan terhadap Kemiskinan rumah dapat dilihat pada kolom Beta. Besaran tangga (Y). pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y Analisis koefisien determinasi yaitu 32,1%. dilakukan untuk mengetahui seberapa besar 2. Pekerjaan (X2) diperoleh nilai t hitung persentase kontribusi independen (X) 1,098 < ttabel 1,986 dan nilai signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dari hasil (sig) 0,275 lebih besar dari nilai α 0,05. perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS Artinya 0,275 > 0,05. Dengan nilai ini 21 For Windows didapatkan nilai koefisien memberikan makna bahwa variabel determinasi yaitu output SPSS Model pekerjaan (X1) tidak memberikan Summary besarnya R2 adalah 0,077, hal ini pengaruh yang signifikan terhadap berarti bahwa variasi perubahan variabel kemiskinan rumah tangga (Y). Adapun kemiskinan rumah tangga (Y) dipengaruhi besaran pengaruhnya dapat dilihat pada oleh perubahan variabel independen yang kolom Beta. Besaran pengaruh variabel terdiri dari pendidikan (X1), dan pekerjaan X1 terhadap variabel Y yaitu 12,8%. (X2) sebesar 7,7%. Sedangkan sisanya 3. Variabel penelitian yang yang paling (100% - 7,7% = 92,3%) jadi, 94,3% besar pengaruhnya terhadap kemiskinan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak rumah tangga di kecamatan Bolano diteliti diluar dari penelitian ini. kabupaten Parigi Moutong adalah 4.3 Pembahasan variabel pendidikandengan besaran Berdasarkan hasil analisis uji regresi pengaruh yaitu 32,1% berganda dan uji residualdengan bantuan Dalam pengujian simultan diketahui SPSS 21.0 for Windows pengaruh pendidikan bahwa variabel independen (X) berpengaruh dan pekerjaan terhadap kemiskinan rumah secara bersama-sama memberikan kontribusi tangga dengan lingkungan sebagai variabel moderating di kecamatan Bolano kabupaten itu sendiri berpengaruh pula terhadap Parigi Moutong, menunjukkan bahwa secara perkembangan pendidikan.56 simultan memiliki pengaruh positif Maka dari itu hasil penelitian terhadap kemiskinan rumah tangga. Begitu menunjukkan bahwa pendidikan pula dengan pengaruh masing-masing berpengaruh terhadap kemiskinan rumah variabel secara parsial masing-masing tangga. hal ini juga tidak bertentangan dalam memiliki pengaruh dengan besaran pengaruh Islam karena pada dasarnya, pendidikan yang berbeda. Sedangkan secara residual dalam Islam berupaya mengembangkan bahwa variabel lingkungan tidak seluruh potensi peserta didik seoptimal memoderasi hubungan antara pendidikan mungkin, baik yang menyangkut aspek dan pekerjaan terhadap kemiskinan rumah jasmani
maupun rohaniah, akal dan akhlak . tangga. Dengan optimalisasi seluruh potensi yang
Berdasarkan hasil uji Anova dimilikinya, pendidikan Islam berupaya (Analisis Of Varians), atau F tes diperoleh mengantarkan peserta didik kearah nilai Fhitung sebesar 3,856 > Ftabel 2.703 kedewasaan pribadi secara paripurna yaitu dengan nilai Sig sebesar 0,025 lebih kecil yang beriman dan berilmu pengetahuan. dibandingkan alpha (α) 0,05. Dengan Pengaruh pendidikan terhadap demikian hasil ini memberikan makna kemiskinan rumah tangga dapat dibuktikan bahwa variabel pendidikan (X1) dan berdasarkan hasil analisis regresi berganda Pekerjaan (X2) secara simultan berpengaruh yang menunjukkan bahwa variabel signifikan terhadap Kemiskinan rumah pendidikan berpengaruh terhadap tangga (Y). kemiskinan rumah tanggan dan memiliki a. Pengaruh pendidikan terhadap arah yang positif (+) terhadap kemiskinan kemiskinan rumah tangga rumah tangga dengan nilai konstanta 16.684 Pendidikan dan kemiskinan pada dan hasil koefisien sebesar 0,475 yang kajian teori merupakan suatu lingkaran yang berarti jika terjadi peningkatan 1% pada saling mempengaruhi. Disatu pihak, pendidikan kepala rumah tangga maka perubahan jenjang pendidikan tingkat kemiskinan rumah tangga akan mempengaruhi sekali perkembangan tingkat meningkat sebesar 1%, hal ini menunjukkan kemiskinan. dipihak lain, tingkat kemiskinan bahwa sekalipu terjadi peningkatan pendidikan kepala rumah tangga belum bisa 56Esmara Perencanaan, 377. menentukan suatu rumah tangga tingkat kemiskinannya akan menurun. Berdasrkan pada uji t (parsial) diperoleh nila thitung 2,754> ttabel 1,986 dan memilki nilai signifikan (sig) 0,007 pada tabel coefficients dengan nilai α (tingkat siginfikan) 0,05. Artinya 0,007< 0,05. Dengan nilai ini memberikan makna bahwa secara parsial variabel Pendidikan (X2) memberikan pengaruh secara siginfikan terhadap Kemiskinan rumah tangga (Y). Adapun besaran pengaruhnya dapat dilihat pada kolom Beta. Besaran pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y yaitu 32,1%. b. Pengaruh pekerjaan terhadap kemiskinan rumah tangga Pekerjaan
dalam arti sempit pekerjaan digunakan untuk suatu tugas / kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang .57Sedangkan dalam
Islampekerjaan
adalah bentuk dari pada kepatuhan beragama sekaligus jugamerupakan praktik ibadah.Maka umat Islam dikenakan kewajiban untuk bekerja seperti ibadah
-ibadahlainnya.
pekerjaan utama kepala rumah tangga sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan suatu rumah tangga, hal ini dikarenakan tiap jenis pekerjaan memiliki tingkat upah yang berbeda-beda
. Pengaruh pekerjaan terhadap kemiskinan rumah tangga dapat dibuktikan 57Lia Kurniawati dkk, Hubungan Antara, 4. berdasarkan
hasil analisis regresi berganda yang menunjukkan bahwa variabel pekerjaan berpengaruh terhadap
kemiskinan rumah tanggan dan memiliki arah yang negatife (-) terhadap kemiskinan rumah tangga dengan nilai konstanta 16.684 dan hasil koefisien sebesar -0,282 yang berarti jika terjadi peningkatan 1% pada pekerjaankepala rumah tangga maka tingkat kemiskinan rumah tangga akan menurun sebesar 1%, hal ini menunjukkan jika terjadi peningkatan jenis pekerjaan kepala rumah tangga maka tingkat upahnya pun akan meningkat, kesejahteraannya ikut meningkat dan kemiskinan rumah tangganya akan menurun.
Berdasarkan pada uji t (parsial) diperoleh nilai t hitung
1,098 < ttabel 1,986 dan nilai signifikan (sig) 0,275 lebih besar dari nilai α 0,05. Artinya 0,275 > 0,05. Dengan nilai ini memberikan makna bahwa variabel pekerjaan (X1) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga (Y). Adapun besaran pengaruhnya dapat dilihat pada kolom Beta. Besaran pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y yaitu 12,8%. Hasil penelitian ini sejalan dengan dianjurkannya bekerja dalam Islam, karena
Islam memberkati pekerjaan dunia dan menjadikannya bagian ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten terhadap peraturan Allah , suci niatnya, dan tidak melupakan-Nya. Dengan bekerja individu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
, tetapi tidak signifikan maka lingkungan mencukupi kebutuhan keluargannya, dan merupakan variabel moderating yang tidak berbuat baik terhadap tetangganya. memperlemah atau memperkuat antara Demikian pula Dengan bekerja masyarakat variabel independen (pekerjaan) dengan bisa melaksanakan tugas kekhalifahannya, variabel dependen (kemiskinan rumah
menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan tangga). yang lebih besar. Semua bentuk yang
Dari hasil penelitian tersebut dapat diberkati agama ini hanya bisa terlaksana disimpulkan bahwa lingkungan bukanlah dengan memiliki harta dan mendapatkannya variabel moderating, akan tetapi hasil yang dengan bekerja. ditunjukkan tersebut tidak bertentangn c. Pengaruh pendidikan dan pekerjaan dengan agam Islam, karena pada dasarnya terhadap kemiskinan rumah tangga agama Islam mendorong umat manusia dengan lingkungan sebagai variabel untuk menjaga dan memelihara kesehatan moderating karena faktor kesehatan lingkungan Berdasarkan hasil analisis data secara memepunyai pengaruh yang lebih besar residual tahap pertama, menunjukkan bahwa terhadap derajat kesehatan. pendidikan (variabel bebas) dan lingkungan Selain itu hasil usaha pemeliharaan (variabel moderating) berpengaruh terhadap kesehatan, tidak hanya terbatas pada kemiskinan rumah tangga, dengan nilai terjadinya keadaan sehat, akan tetapi konstanta 1,499 dan dilanjutkan nilai mempunyai dampak jauh lebih luas pada koefisien 0,62 yang hasilnya positif akan peningkatan makna hidup dan kehidupan itu tetapi tidak signifikan maka lingkungan sendiri baik perorangan maupun masyarakat, merupakan variabel moderating yang tidak baik aspek duniawi maupun ukhrawi. memperlemah atau memperkuat antara Pemeliharaan kesehatan dengan segala variabel independen (pendidikan) dengan aspeknya adalah amal kebajikan dari setiap variabel dependen (kemiskinan rumah amal kebajikan yang didasari iman tangga). Sedangkan secara residual dikategorikan amal saleh yang akan tahapkedua menunjukkan bahwa pekerjaan mendapat balasan berupa kehidupan yang (variabel bebas) dan lingkungan (variabel lebih baik. moderating) berpengaruh terhadap 5. Kesimpulan kemiskinan rumah tangga, dengan nilai Berdasarkan hasil analisis data dan konstanta 0,661 dan dilanjutkan nilai pembahasan bahwa secaraparsial variabel koefisien 0,134 yang hasilnya positif akan pendidikan (X2) memeberikan pengaruh secara signifikan dan berhubungan positif (+) terhadap kemiskinan rumah tangga dengan besaran pengaruh pekerjaan yaitu 32,
1%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bahwa secara parsial variabel pekerjaan ( X1
) tidak memeberikan pengaruh secara signifikan dan berhubungan negatif (- ) terhadap kemiskinan rumah tangga dengan besaran pengaruh pekerjaan yaitu 12,8%. Adapun variabel dari pekerjaan dan pendidikan yang paling berpengaru terhadap kemiskinan rumah tangga adalah variabel pendidikan dengan besaran pengaruhnya yaitu 32,1%. Berdasarkan hasil analisis residual variabel lingkungan bukan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah antara variabel pekerjaan (X1) terhadap rumah tangga miskin, hal ini dapat dilihat tabel koefisien yang
bernilai positif yaitu 0 ,134 dan tidak signifikan karena nilai sig 0 ,195> 0,05
. Berdasarkan hasil analisis residual variabel lingkungan bukan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah antara variabel pendidikan (X2) terhadap rumah tangga miskin, hal ini dapat dilihat tabel koefisien yang
bernilai positif yaitu 0 ,134 dan tidak signifikan karena nilai sig 0 ,195> 0,05
. Daftar Pustaka Beik,
Syauqi Irfan dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Jakarta: Raja Grafindo 2016. Syariah. Persada
, Gozali,
Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 , Edisi ketujuh. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2013 . Hamdi, saipul, Asep dan
E Baharudidin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. cet-ke I ; Yogyakarta : Deepulish, 2014. Hasan, Alim, Zakat dan Infak:Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia. Jakarta : Kencana Perdana Media Group, 2006.
Hendra, Esmara, Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia, 1986
. Kementrian
Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahnya. Surabaya : Pustaka Agung Harapan
, 2011. Khomas, Ali dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.
Kuncoro, Mudrajat, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan,. Yogyakarta : AMP YKPN
, 2010. Misbah, Junaenah,
Pendidikan Islam dalam Perspektif Teori dan Praktek. Jakarta Selatan : AMP Press Al-Mawardi Prima
, 2016. Mufroni, M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat. Kencana Perdana Media Group, 2001.
Oemar, Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004
. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, “Tentang Sistem Pendidikan Nasional”. Riduan, Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung : Alfabeta, 2012. Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian.
Jakarta : Rajawali Pers, 2016. Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitaif (dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS). Jakarta : Kencana, 2013. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. cet k2-XXI ; Bandung : ALFABETA, 2014. , Statistic untuk penelitian, cet ke- XXII ; Bandung: Alfabeta
, 2013. , metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R an D. cet. XXI ; Bandung : CV. Alfabeta, 2011.
Suharto, Edi, Kemiskinan & Perlindungan Sosial Di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Sosial Universitas Bidang Kesehatan. Bandung : Alfabeta
,
2009. Suliyanto, Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi Dengan SPSS. Yogyakarta : CV Andi
, 2010.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011
Tjiptono, Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan , penelitian. Yogyakarta : penerbit ANDY, 2014. E-Jurnal Hermanto, Pengentasan Kemiskinan Di Pedesaan : Pengembangan SDM, Penguatan Usaha, Dan Inovasi Pertanian, Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 2, (Desember 2017). https://www.researchgate.net>public ation. (Diakses 28 Desember 2018).
Jacobus, Elvira Handayani Elvira, Paulus Kindangen, Een N Walewangko, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga Di Sulawesi Utara. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol. 19 No. 7 . (Tahun 2018). https://ejournal.unsrat.ac.id>article >view. (Diakses
28 Desember 2018). Juliandi, Parameter Prestasi Kerja dalamk Perspektif Islam. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 14, No. 1, April 2014, 34-35. http://jurnal.umsu.ac.id. (Diakses Mei 2019). Kurniawati, Lia dkk,
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan dengan Usia Perkawinan Pertama Wanita Di Kelurahan Kotalama, Kec. Kedungkadang Kota Malang. Jurnal Preventia, Vol. 2 No. 1 , (Tahun 2017). 4. http://journal.um.ac.id
. (Diakses desember 2018). Nurdin, N., Novia, N., Rahman, A., & Suhada, R. (2019). Potensi Industri Produk Makanan Halal Di Kota Palu. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(1), 1-12. Suryawati Criswardan, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. Vol. 8 No. 03 (Tahun 2005), https://Jurnal.ugm.ac.id>article>view . (Diakses 28 Desember 2018). Takdi
Arif, Abubakar Hamzah dan Mohd. Nur Syechalad , Analisi Kemiskinan Rumah Tangga Berdasarkan Krakteristik Sosial Ekonomi Di Kabupaten Aceh Barat Daya, Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. 1, No. 4 (November
2013). www.jurnal.unsyiah.ac.id>download. (Diakses 28 Desember 2018). Wulandari, Roso Nike, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga Di Kota Kendarai Tahun 2014, Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan, Vol. 1 No. 1 (Tahun 2016). https://edia.neliti.com>publication. (Diakses 28 Desember 2018). Zafirah Hera Tengku,
Pelaksanaan Penyelenggaraan Sanitasi Dasar Di Pasar Tradisional Peringan Di Kota Medan
, 7-8. https://m- id.123dok.com. (Diakses Desember 2018). E-Skripsi Dewi, Sari Mulia, Ayula Candra, “Pengaruh Kepemilikan Aset, Pendidikkan, Pekerjaan, Dan Jumlah Tanggungan Terhadap Kemiskinan Rumah Tangga Di Kecamatan Bonang Kabupaten Demak”. Skripsi tidak diterbitkan. (Semarang : Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UD Semarang, 2012). Sa’Diyah, Yufi Halimah, “Analisis Kemiskinan Rumah Tangga Melalui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Tugu Kota Semarang”. Skripsi tidak diterbitkan. (Semarang : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2012). Iskandar, Yogi “Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bentoel Distribusi Utama Cabang Palu” Skripsi tidak diterbitkan. (Palu : Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam 2017). Sumber Lain Dokumentasi, Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Bolano, Desa April 2019. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 1 No. 2 Tahun 2019 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 39 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 40 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 41 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 42 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 43 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 44 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 45 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 46 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 47 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 48 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 49 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 50 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 51 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 52 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 53 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 54 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 55 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 56 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 57 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 58 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 59 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 60 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 61 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 62 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 63 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 64 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 65 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 66 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 67 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 68 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No. 1 Tahun 2019 69